Rabu, 28 Desember 2011

Cinta

TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU
 
Kekasih, terimakasih karena mencintaiku.

Membiarkan matahariku memeluk hangat dirimu
merestui hadirku di pagimu.

Membiarkan hatimu
ikhlas menjadi rumah bagi hatiku.

Membiarkan matamu
tempat paling sejuk untuk jiwaku berteduh.

Terimakasih karena mencintaiku.

MEMIKIRKAN KAMU SEORANG

Bulan. Bias cahaya melukis malam jadi taman. Kubayangkan kau di sini, di pangkuan. Memetik angin mendawaikan lagu, seirama detak jantung memperjelas rindu. Pemandangan selalu lebih indah, ketika tatap matamu bersinar di pangkuan. Mungkin kautitipkan kerling matamu pada embun. Kukecup keningmu pada setangkai kuntum.


Jarak. Aku mencintaimu, maka rindu menjadi pertemuan paling indah ketika kamu tak di sisiku. Suaramu musik yang membebaskan aku dari sepi. Gemuruh. Aku dengar ombak di kejauhan, bagai ritmis jantung berdebar memecah sunyi. Memenuhi teluk hatiku dengan gemuruh laut yang tak pernah henti. Sebab hanya rindu mampu menyempurnakan percakapan kita, yang kadang tak bisa diakhiri dengan ciuman.


Malam lebih panjang. Memikirkan kamu seorang. Di balik cerahnya bintang, kaukah mengarahkan kompas hatiku. Untuk kutemukan doamu yang kautitipkan pada langit jauh. Jejakjejakmu melindungi setiap kenangan, menciptakan bayangan yang berjaga di lensa mata. Sungguh, aku kangen kamu.

PUISI UNTUK KEKASIH YANG SEDANG SAKIT
 
Cepat sembuh, kekasih
malam tanpa angin
tanpa bisik-bisik daun dan ranting
bila bibirmu kelu dan kering.

Cepat sembuh, kekasih
bulan samar dan redup
cahaya terperangkap kabut
bila matamu sayu dan hening.

Cepat sembuh, kekasih
langit kelam dan kusam
hati gelisah dan tenggelam
bila wajahmu pucat dan terbaring.

Sebutir kapsul segelas doa
sepeluk kasih sekecup sayang
semoga cepat sembuh, kekasih
mata dan hatiku berjaga untukmu.

Aku Hanya Mampu Mencintaimu

 

Aku bahagia tinggal di hatimu. Mengukir lembahmu dengan sungai yang mengalir dari telaga di mataku. Sebuah mataair untukmu, di tepinya ada mahligai yang selalu diterangi cahaya, dari jendela-jendelanya hanya terlihat indahnya pemandangan. Setapak jalan cinta yang naik turun di lembah-lembah romantika. Seperti sebuah gelombang di mana kita berayun menghabiskan masa.
Jantungku berdebar indah untukmu. Dawai-dawai yang tak pernah kehabisan getar, berirama  melantunkan rindu. Menggema nada-nada cinta merangkai simfoni kehidupan kita. Pada gemuruh air terjun, pada angin yang berhembus di daun-daun, pada kicauan burung-burung dan rumpun bambu yang bersenandung. Senantiasa kita dengar musik anggun yang menggetarkan jiwa.
Hanya kamu yang ada di hatiku, di dekapku. Sebuah perapian yang selalu menyala dalam kobaran cinta. Kehangatan adalah menggenangi pipi dengan airmata. Mengubahnya menjadi gerimis yang melukis pelangi di pinggir senja. Tubuhmu adalah selimut bagi jiwaku, aku adalah api perwujudan panasmu. Engkau adalah gunung yang indah, akulah magma yang membara.
Biarkan cahaya matahari jatuh di wajahmu. Aku bahagia memandang keindahan alam dari jendela hatimu. Serumpun sajak cinta. Sehamparan dunia dan masadepan yang menjulang hingga nirwana. Bukankah kuciptakan hujan untuk menghapus debu-debu masa lalu. Bukankah kubalut langit dengan pelangi dan kupetik setangkai mawar untukmu.  Dan sungguh, aku hanya mampu mencintaimu.
 

Kata Pengantar Sebelum Tidur

Aku tak bisa menyusun kata
penutup yang indah
untuk mengakhiri percakapan
hanya bisa kutatap matamu
sampai embun.

Bahkan bintang-bintang telah
bergugur
tetapi aku enggan tidur
sibuk menganyam bait demi bait kasih di rambutmu
seribu musim merajut singgasana
di atas kelambu

bukankah malam adalah istana
tempat paling megah
di atas bumi

engkau dan aku selalu bersanding
berbagi cerita berbagi puisi
berbagi mimpi
menciptakan pagi.

Cinta ini Hanya Berakhir di Hatimu

Pelangi berkilau di langit jauh
teduh mengambang menjalin untai gerimis
gradasi warna adalah selendang para bidadari
yang menarinari digelitik angin bukit
dan kamu, yang turun ke dalam jiwaku.

Sungguh indah rahasiamu
semburat merah di wajahmu. Cinta itu. Di senja itu
pohonpohon waru berebut menjadi bayanganmu
lalu melukisnya di dadaku. Untuk kudekap
agar cinta tak ke manamana dari hatimu.

Jangan lagi kaurisaukan
cinta ini hanya berakhir di hatimu
sungai yang mengalirkan kejernihan jiwa
melewati rimba waktu dan padang penuh bunga
aku, yang selalu hanyut bersamamu.

 

 

SELAMAT MEMBACA

 

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar